Baru-baru ini, konsep tokenisasi saham di pasar saham AS telah memicu perbincangan hangat di dunia cryptocurrency. Beberapa platform perdagangan dan ekosistem secara berturut-turut mengumumkan dukungan untuk perdagangan saham tokenisasi dari perusahaan seperti Apple, Tesla, dan Nvidia. Di antara mereka, beberapa bursa memilih menggunakan platform xStocks berbasis Solana sebagai infrastruktur dasar, sementara satu pialang digital lainnya memilih Arbitrum sebagai rantai penerbitan token.
Namun, tepat ketika semangat pasar sedang tinggi, sebuah berita memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Menurut laporan, tiga pendiri bersama perusahaan Backed Finance yang mendasari platform xStocks pernah bekerja di proyek blockchain DAOstack yang telah bangkrut. Berita ini menimbulkan keraguan tentang latar belakang dan kemampuan manajerial tim xStocks.
Proyek DAOstack pernah mengumpulkan sekitar 30 juta dolar AS melalui beberapa putaran pendanaan antara tahun 2017 hingga 2018, tetapi ditutup pada akhir 2022 karena kehabisan dana. Beberapa pendapat beranggapan bahwa tim DAOstack gagal mengelola proyek dengan baik setelah menerbitkan Token pada tahun 2019, yang mengakibatkan penurunan nilai Token secara signifikan.
Meskipun ada kontroversi, platform xStocks tetap menawarkan solusi tokenisasi saham AS yang dapat dioperasikan. Platform ini membeli saham nyata di pasar saham AS dan menyimpannya di lembaga kustodian yang ditunjuk. Selanjutnya, platform akan mencetak jumlah token yang sesuai di rantai Solana. Investor dapat membeli dan menjual token ini di bursa yang mendukung, atau mereka dapat mengajukan permohonan untuk menukar token menjadi saham nyata.
Namun, platform xStocks masih menghadapi beberapa tantangan. Pengguna melaporkan bahwa platform mengalami masalah kekurangan likuiditas dan biaya transaksi yang terlalu tinggi. Saat ini, setiap saham hanya menyediakan 6000 Token, yang menyebabkan fluktuasi harga di blockchain yang jauh lebih signifikan dibandingkan dengan kondisi sebenarnya di pasar saham AS. Selain itu, biaya penghancuran dan biaya pengelolaan yang dibebankan oleh platform juga dianggap terlalu tinggi, menjadikan kepemilikan saham AS di blockchain lebih mahal dibandingkan dengan memiliki saham sebenarnya.
Beberapa pengguna juga mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan penitipan saham yang dijaminkan, menganggap kurangnya audit publik meningkatkan risiko. Sementara itu, saham di blockchain tidak memiliki hak suara pemegang saham, yang sebenarnya merupakan semacam surat berharga tanpa jaminan, yang juga menimbulkan kekhawatiran bagi para investor.
Meskipun konsep tokenisasi saham AS menarik perhatian pasar, kontroversi di platform xStocks menunjukkan bahwa bidang ini masih menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian. Investor harus tetap berhati-hati saat berpartisipasi dalam transaksi terkait dan sepenuhnya memahami risiko potensial.
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
22 Suka
Hadiah
22
6
Bagikan
Komentar
0/400
GasFeeCry
· 07-05 13:07
Apakah setelah digoreng pasti akan runtuh? Itu agak berlebihan.
Lihat AsliBalas0
Token_Sherpa
· 07-04 18:44
ponzinomika yang khas... sudah melihat film ini sebelumnya
Lihat AsliBalas0
OnchainHolmes
· 07-03 14:56
Operasi ini terlalu familiar, waspadai DAOstack kedua.
Lihat AsliBalas0
BankruptcyArtist
· 07-03 14:54
Kebangkrutan ya kebangkrutan, siapa yang belum pernah gagal?
Lihat AsliBalas0
AlgoAlchemist
· 07-03 14:38
Proyek lama menggoreng koin baru, sekali lagi menggambar kue.
Lihat AsliBalas0
DeFiVeteran
· 07-03 14:31
Justru dengan tim seadanya ini pun berani bermain tokenisasi
Kekhawatiran di balik gelombang tokenisasi saham AS: Kontroversi latar belakang platform xStocks
Kontroversi Tokenisasi Saham AS: Platform xStocks Menimbulkan Perdebatan
Baru-baru ini, konsep tokenisasi saham di pasar saham AS telah memicu perbincangan hangat di dunia cryptocurrency. Beberapa platform perdagangan dan ekosistem secara berturut-turut mengumumkan dukungan untuk perdagangan saham tokenisasi dari perusahaan seperti Apple, Tesla, dan Nvidia. Di antara mereka, beberapa bursa memilih menggunakan platform xStocks berbasis Solana sebagai infrastruktur dasar, sementara satu pialang digital lainnya memilih Arbitrum sebagai rantai penerbitan token.
Namun, tepat ketika semangat pasar sedang tinggi, sebuah berita memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Menurut laporan, tiga pendiri bersama perusahaan Backed Finance yang mendasari platform xStocks pernah bekerja di proyek blockchain DAOstack yang telah bangkrut. Berita ini menimbulkan keraguan tentang latar belakang dan kemampuan manajerial tim xStocks.
Proyek DAOstack pernah mengumpulkan sekitar 30 juta dolar AS melalui beberapa putaran pendanaan antara tahun 2017 hingga 2018, tetapi ditutup pada akhir 2022 karena kehabisan dana. Beberapa pendapat beranggapan bahwa tim DAOstack gagal mengelola proyek dengan baik setelah menerbitkan Token pada tahun 2019, yang mengakibatkan penurunan nilai Token secara signifikan.
Meskipun ada kontroversi, platform xStocks tetap menawarkan solusi tokenisasi saham AS yang dapat dioperasikan. Platform ini membeli saham nyata di pasar saham AS dan menyimpannya di lembaga kustodian yang ditunjuk. Selanjutnya, platform akan mencetak jumlah token yang sesuai di rantai Solana. Investor dapat membeli dan menjual token ini di bursa yang mendukung, atau mereka dapat mengajukan permohonan untuk menukar token menjadi saham nyata.
Namun, platform xStocks masih menghadapi beberapa tantangan. Pengguna melaporkan bahwa platform mengalami masalah kekurangan likuiditas dan biaya transaksi yang terlalu tinggi. Saat ini, setiap saham hanya menyediakan 6000 Token, yang menyebabkan fluktuasi harga di blockchain yang jauh lebih signifikan dibandingkan dengan kondisi sebenarnya di pasar saham AS. Selain itu, biaya penghancuran dan biaya pengelolaan yang dibebankan oleh platform juga dianggap terlalu tinggi, menjadikan kepemilikan saham AS di blockchain lebih mahal dibandingkan dengan memiliki saham sebenarnya.
Beberapa pengguna juga mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan penitipan saham yang dijaminkan, menganggap kurangnya audit publik meningkatkan risiko. Sementara itu, saham di blockchain tidak memiliki hak suara pemegang saham, yang sebenarnya merupakan semacam surat berharga tanpa jaminan, yang juga menimbulkan kekhawatiran bagi para investor.
Meskipun konsep tokenisasi saham AS menarik perhatian pasar, kontroversi di platform xStocks menunjukkan bahwa bidang ini masih menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian. Investor harus tetap berhati-hati saat berpartisipasi dalam transaksi terkait dan sepenuhnya memahami risiko potensial.