Rebound Ethereum: a flash in the pan or a turning point?

Akhir-akhir ini, para pelaku di dunia cryptocurrency sangat memperhatikan tren penurunan yang terus menerus dari Ethereum. Dari kinerja harga hingga posisi dominasi pasar, sampai emosi komunitas, semua indikator berada pada titik terendah dalam sejarah. Cryptocurrency teratas ini tampaknya sedang mengalami penurunan serius, bahkan gagal mencetak titik tertinggi sejarah baru dalam siklus ini. Namun, beberapa hari terakhir, Ethereum menunjukkan tanda-tanda rebound. Lalu, apa yang menyebabkan kinerjanya yang lesu dalam beberapa bulan terakhir? Apakah momentum rebound saat ini dapat bertahan?

Dilema Ethereum

Kinerja pasar Ethereum memang mengkhawatirkan. Sejak Desember 2024, setiap kali perubahan sentimen pasar menyebabkan penurunan keseluruhan di pasar kripto, Bitcoin selalu mampu rebound dan melampaui titik tertinggi sebelumnya, sementara Ethereum sulit untuk pulih.

Merefleksikan kinerja pasar Ethereum baru-baru ini: pada November 2024, pasar berada dalam fase kenaikan, harga Bitcoin sekitar 96.405 dolar AS, dan Ethereum 3.703 dolar AS. Pada 1 Desember 2024, pasar sedikit menurun, Bitcoin jatuh ke 93.557 dolar AS, dan Ethereum jatuh ke 3.337 dolar AS. Meskipun di akhir bulan kedua cryptocurrency utama mencapai tingkat harga yang penting, mereka gagal mempertahankan momentum kenaikan dan kembali turun.

Pada 1 Januari 2025, harga Bitcoin adalah 94.500 dolar AS, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sementara Ethereum turun lebih lanjut menjadi 3.298 dolar AS. Hingga 1 Februari, Bitcoin turun drastis menjadi 84.381 dolar AS, dan Ethereum jatuh menjadi 2.236 dolar AS. Bitcoin sempat mencapai 102.000 dolar AS pada akhir bulan tersebut, tetapi Ethereum tidak berhasil kembali ke titik tertinggi sebelumnya. Sebenarnya, ketika Bitcoin bangkit dari 84.381 dolar AS pada bulan Februari ke 94.304 dolar AS pada bulan April, Ethereum terus mengalami penurunan dan tidak dapat menguji kembali titik tertinggi sebelumnya. Rasio BTC/ETH terus melebar.

Hingga saat penulisan, harga transaksi Ethereum sekitar 2.400 dolar AS, mengingat kinerjanya dalam beberapa bulan terakhir, ini adalah kenaikan yang cukup baik. Namun, ia belum menembus rentang harga yang lebih tinggi. Masalah apa yang dihadapi pasar Ethereum? Mari kita analisis beberapa poin kunci.

Bitcoin dan meme coin merebut perhatian pasar

Dalam beberapa bulan terakhir, Bitcoin dan Meme Coins telah menjadi bintang utama di pasar. Rencana pemerintah AS untuk membangun cadangan Bitcoin telah memicu diskusi luas di kalangan investor ritel dan institusi, dan beberapa pemerintah negara bagian AS juga aktif mendorong pembangunan cadangan Bitcoin strategis. Texas dan New Hampshire telah mencapai kemajuan dalam hal ini, sementara negara bagian lain serta beberapa negara juga sedang meniru.

Minat negara berdaulat semakin menarik perhatian para pemodal besar dan investor institusi. Strategy (yang sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy) baru-baru ini mengumumkan peningkatan kepemilikan Bitcoin, mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan publik yang memegang Bitcoin terbanyak. Dari total pasokan 21 juta Bitcoin, Strategy memiliki lebih dari 555.000 koin.

Sementara itu, meme coin juga menyebarkan perhatian pasar. Salah satu meme coin paling sukses di tahun 2025, Fartcoin, dengan kapitalisasi pasar lebih dari 1 miliar dolar, diluncurkan di jaringan Solana. Platform penerbitan meme coin yang sangat populer, PumpFun, juga memilih Solana. Sebagian besar memeToken terpopuler yang dibuat pada akhir 2024 dan 2025 berasal dari PumpFun.

Oleh karena itu, Ethereum jelas telah melewatkan gelombang tren ini. Selain itu, diskusi mengenai keuangan terdesentralisasi (DeFi) juga jelas menurun karena kurangnya inovasi signifikan. Secara keseluruhan, Ethereum tidak berada di pusat perhatian apa pun yang signifikan, kekurangan dorongan untuk mendorong kenaikan harga.

Transfer Likuiditas ke Subjaringan

Biaya Gas yang tinggi di Ethereum selalu menjadi hambatan utama dalam perkembangannya. Yang lebih buruk, jaringan Ethereum menghadapi persaingan dari jaringan Layer-2 seperti Polygon, Optimism, Base, Linea, dan Arbitrum. Jaringan Layer-2 ini bersaing dengan Ethereum untuk likuiditas. Dengan adanya USDC, jaringan-jaringan ini tidak memerlukan banyak ETH untuk menyelesaikan operasi. Belum lagi berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di platform Layer-2 ini, sehingga transaksi melalui rantai utama Ethereum berkurang. Permintaan ETH yang seharusnya meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan di rantai, kini justru tidak terjadi.

Kebangkitan Jaringan Kompetitif

Solana dan pesaing lainnya sedang melemahkan dominasi pasar Ethereum. Solana menawarkan pengalaman yang lebih baik untuk pengembang dan pengguna. Siapa yang tidak ingin menggunakan rantai yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih kuat? Menurut sebuah laporan tentang Solana, aktivitas berkelanjutan di rantai Solana mengungkapkan alasan mengapa ia terus menarik lebih banyak pengembang dan investor ritel:

1. Kinerja dan skalabilitas yang lebih tinggi: Solana dapat memproses hingga 3.000 transaksi per detik, dan secara teori bahkan dapat mencapai 65.000 TPS, jauh melampaui kemampuan Ethereum yang hanya 15 transaksi per detik. Mengingat biaya yang sangat rendah saat Solana memproses transaksi besar, jelas mengapa para pengembang lebih memilihnya.

2. Ekosistem yang aktif dan membantu: Ekosistem Solana menyediakan berbagai sumber daya dan alat untuk pengembang, yang mendorong pertumbuhannya. Paket alat pengembang dan peluang pendanaan memungkinkan proyek baru muncul dengan lancar.

Selain Solana, Avalanche juga semakin populer dan memiliki kemampuan yang lebih baik. Adopsi institusi dari platform Layer-1 ini akan semakin melemahkan dominasi Ethereum. Hyperliquid dan Tron telah membuat kemajuan dalam perdagangan berjangka perpetua dan pasar stablecoin masing-masing.

Minat Institusi Terbatas

Ketika perusahaan global, raksasa pasar, dan negara terus mengumpulkan Bitcoin, situasi Ethereum sangat berbeda. Data menunjukkan bahwa perusahaan publik yang memegang Ethereum sangat sedikit, dengan total nilai kurang dari 500 juta dolar, sementara angka untuk Bitcoin melebihi 50 miliar dolar.

Pasar ETF kripto juga menunjukkan adanya kesenjangan besar antara permintaan Bitcoin dan Ethereum, di mana yang terakhir gagal mencatatkan arus dana yang tinggi seperti yang dilakukan oleh yang pertama. Data arus masuk ETF menunjukkan bahwa Bitcoin, dengan keunggulan sebagai pelopor dan fungsinya yang diterima secara luas sebagai penyimpan nilai, menarik investasi besar dari banyak investor besar. Meskipun Ethereum mencatatkan arus masuk dana miliaran dolar dalam ETF spot, angkanya masih jauh tertinggal dari Bitcoin.

Harapan Ethereum: Bisakah Kembali ke Puncak?

Ethereum membutuhkan terobosan besar untuk mendapatkan kembali posisi dominannya di pasar, menarik investasi yang luas, dan mencapai lonjakan nilai. Baru-baru ini, Ethereum baru saja mengaktifkan sebuah pembaruan. Ini adalah kemajuan yang menggembirakan, tetapi tidak dapat menyelesaikan tantangan jembatan aset dan data dalam ekosistem Layer-2 Ethereum. Pesaing seperti Solana masih memiliki keunggulan, karena pengguna dapat beralih dengan mulus antara berbagai aplikasi terdesentralisasi (DApps).

Meskipun demikian, peningkatan kali ini tampaknya memberi dampak positif pada harga Ethereum, dengan harga naik 20% dalam 24 jam terakhir, mencapai 2.400 dolar. Apakah rebound kali ini dapat bertahan? Kita perlu bersabar menunggu, mengamati seberapa besar perbaikan yang dapat dibawa oleh peningkatan terbaru untuk rantai Ethereum, dan apakah ini cukup untuk mengembalikan ETH ke jalur persaingan.