Ethereum dan Solana: Bab Baru dalam Persaingan Blockchain Publik

Ethereum sedang melakukan reformasi sisi pasokan. Setelah mimpi taman tak terbatas hancur, Vitalik mulai mengevaluasi kembali hubungannya dengan proyek L2/Rollup, dan beralih untuk lebih aktif dalam mempertahankan jalur L1. Rencana "mempercepat dan mengurangi biaya" untuk jaringan utama Ethereum telah menjadi agenda, beralih ke Risc-V hanyalah permulaan, bagaimana cara mengejar bahkan melampaui efisiensi dari blockchain publik lainnya akan menjadi fokus.

Sementara itu, Solana terus memperluas skenario permintaan konsumsi. Solana teguh menjalani jalur untuk memperbesar dan memperkuat L1, memegang prinsip "ekspansi atau kepunahan". Selain pengembangan mesin konsensus baru oleh suatu perusahaan perdagangan yang memasuki proses deployment, pada konferensi Solana terbaru, protokol konsensus Alpenglow dari tim Anza menarik perhatian yang luas.

Perlu dicatat bahwa Ethereum dan Alpenglow keduanya memiliki tujuan akhir untuk menjadi "komputer dunia".

Pemikiran Baru tentang Konsensus Keamanan di Era Node Skala Besar

Sejak Bitcoin dimulai, jumlah node dan tingkat desentralisasi selalu dianggap sebagai indikator kunci untuk mengukur tingkat desentralisasi jaringan blockchain. Untuk menghindari konsentrasi yang berlebihan, ambang keamanan biasanya ditetapkan pada 33%, yaitu tidak ada entitas yang seharusnya mengendalikan lebih dari proporsi ini dari node.

Didorong oleh efisiensi modal, penambangan Bitcoin secara bertahap beralih ke kumpulan tambang, sementara Ethereum menjadi panggung utama bagi beberapa penyedia staking besar dan bursa. Namun, ini tidak berarti bahwa entitas-entitas ini dapat sepenuhnya mengontrol operasi jaringan. Dalam model "memelihara jaringan untuk mendapatkan insentif/biaya manajemen", mereka biasanya kekurangan motivasi untuk berbuat jahat.

Saat mengukur kesehatan jaringan, ukuran jaringan harus dipertimbangkan. Misalnya, dalam jaringan besar yang memiliki 10.000 node, mungkin tidak perlu mengejar suara mayoritas 2/3. Dalam kasus ini, sebagian besar node tidak saling mengenal, bahkan biaya koordinasi kolusi di antara penyedia staking besar pun akan sangat tinggi.

Jadi, jika kita secara moderat mengurangi jumlah node dan rasio konsensus, apakah kita bisa mencapai "mempercepat dan mengurangi biaya"?

Protokol Alpenglow dirancang berdasarkan pemikiran ini. Ini bertujuan untuk menurunkan konsensus keamanan menjadi 20%, sambil mempertahankan skala sekitar 1500 node. Dengan cara ini, tidak hanya dapat meningkatkan kecepatan konfirmasi node, menghasilkan lebih banyak insentif mainnet untuk node, tetapi juga dapat mendorong skala node untuk berkembang menjadi sekitar 10.000.

Apakah pendekatan baru ini dapat menghasilkan efek 1+1>2, atau akan merusak mekanisme keamanan yang ada, saat ini masih belum dapat dipastikan. Namun, tidak diragukan lagi, ini membawa kemungkinan baru untuk persaingan blockchain publik.

Alpenglow: Mendefinisikan Ulang Mekanisme Konsensus

Dasar teori Alpenglow adalah bahwa di era node besar, tidak perlu jumlah konsensus yang terlalu tinggi. Karena adanya mekanisme PoS, pelaku jahat perlu menginvestasikan modal besar untuk mengendalikan jaringan. Bahkan pada skala 20%, dengan harga saat ini, Ethereum membutuhkan 20 miliar dolar, dan blockchain publik lainnya juga membutuhkan sekitar 10 miliar dolar.

Dalam praktiknya, Alpenglow secara kasar membagi seluruh proses menjadi tiga bagian: Rotor, Votor, dan Repair. Ini dapat dianggap sebagai modifikasi mendalam terhadap mekanisme siaran blok yang ada.

Berbeda dengan protokol Gossip yang digunakan oleh Ethereum awal, Alpenglow mengadopsi metode penyebaran yang lebih teratur. Dalam setiap siklus, node dibagi menjadi Leader, Relay, dan node biasa, hanya node Leader yang dapat mengirimkan informasi siaran blok. Sebagian kecil node Relay menerima informasi dan kemudian meneruskan siaran kepada lebih banyak node biasa, membentuk jaringan penyebaran yang mirip dengan struktur pohon.

Dalam hal mekanisme konfirmasi node, Alpenglow membayangkan bahwa jika suara node pada putaran pertama mencapai 80%, dengan memenuhi batas minimum lebih dari 20%, maka dapat disetujui dengan cepat. Jika suara pada putaran pertama berada di antara 60% hingga 80%, maka putaran kedua pemungutan suara akan dibuka, dan jika melebihi 60% lagi, maka akan dikonfirmasi secara final.

Tujuan utama Alpenglow adalah mengurangi proses pembuatan konsensus blok. Dengan membatasi ukuran blok data dan memperpendek waktu pembuatan, secara teoritis dapat secara signifikan meningkatkan kecepatan pemrosesan.

Melihat ke Depan

Dengan perkembangan solusi Layer 2, kebutuhan untuk memperluas jaringan utama masih ada. Hanya dengan terus meningkatkan TPS jaringan utama, kita dapat mempertahankan keunggulan dalam kompetisi blockchain publik yang sengit.

Perlu dicatat bahwa aplikasi Alpenglow tidak terbatas pada rantai publik tertentu. Secara teori, setiap rantai PoS dapat mengadopsi mekanisme ini. Ini mencerminkan bahwa penelitian blockchain telah menyentuh batas teknologi, memerlukan dukungan lebih lanjut dari ilmu komputer bahkan ide-ide sosiologi.

Dalam tahap baru persaingan blockchain publik, siapa yang dapat terlebih dahulu memecahkan kendala teknologi, maka mereka mungkin akan memiliki posisi penting di ekosistem blockchain di masa depan.