Kasus Pengembang Perangkat Lunak yang Terlibat dalam Perjudian Koin Virtual: Jalan Berliku dari Hukuman Berat ke Hukuman Percobaan

Dalam kasus pidana, pekerjaan pengacara tidak hanya sekedar berargumen. Terutama untuk kasus yang memiliki kualifikasi yang jelas dan ruang hukuman yang terbatas, pembelaan yang efektif lebih menguji kemampuan komunikasi pengacara. Dalam sistem pengakuan dan permohonan yang berlaku saat ini, saran hukuman dari kejaksaan sering kali memainkan peran kunci dalam hasil kasus. Apakah pengacara dapat memahami kepentingan sebenarnya dari petugas yang menangani kasus, dan melakukan komunikasi profesional berdasarkan kesamaan dan perbedaan, sering kali menentukan arah kasus.

Artikel ini akan menggabungkan kasus yang melibatkan penyelesaian koin virtual dan dugaan pembukaan kasino ilegal, untuk menjelaskan bagaimana memajukan melalui strategi konkret untuk mencapai hasil pembelaan yang efektif.

Seorang programer dituduh memberikan layanan penyelesaian pembayaran koin virtual untuk beberapa situs perjudian luar negeri, diduga melakukan tindak pidana membuka kasino. Menurut tuduhan kepolisian, programer tersebut telah membantu platform perjudian menyelesaikan transaksi taruhan sebesar lebih dari 4 miliar USDT( sekitar 2,7 miliar yuan Tiongkok) dalam dua tahun; keuntungan pribadi ilegalnya mencapai lebih dari 900 ribu USDT( sekitar lebih dari 6 juta yuan Tiongkok). Berdasarkan ketentuan yang relevan, situasi semacam ini biasanya dijatuhi hukuman penjara antara 5 tahun sampai di bawah 10 tahun.

Kasus ini memiliki dua kesulitan inti: pertama, orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut sudah "mati tanpa saksi", sehingga sulit untuk menentukan peran dan posisi pihak yang terlibat dalam kelompok; kedua, data transaksi di blockchain memiliki sifat publik dan objektif, total dana taruhan sebesar 2,7 miliar dan jumlah keuntungan lebih dari 6 juta sulit untuk dikurangi secara signifikan.

Dalam menghadapi kasus yang jelas dan datanya terang seperti ini, bagaimana pengacara dapat melakukan pembelaan yang efektif? Pertama, kita perlu menyadari bahwa pembelaan "mati-matian" mungkin justru akan berlawanan dengan harapan dalam kasus semacam ini. Sebaliknya, kita harus mengambil strategi pembelaan yang efektif untuk mengurangi hukuman, dengan mempertimbangkan tahap kasus, karakter individu dan gaya kerja dari penangan kasus, serta pemahaman mereka terhadap ketentuan hukum dan penilaian keseluruhan terhadap fakta-fakta kasus.

Dalam proses komunikasi dengan jaksa, kami tidak menghindari tingkat keparahan kasus, dan juga tidak secara buta menantang penilaian, melainkan dari sudut pandang "membiarkan kasus berjalan lancar melalui prosedur, dan membawa hukuman ke rentang yang wajar", kami merancang strategi. Kami dengan tepat mengidentifikasi kekhawatiran yang mungkin dimiliki oleh penegak hukum, menemukan "risiko yang paling tidak dapat mereka terima", dan kemudian dari risiko-risiko ini, mendorong penyesuaian cara penanganan kasus.

Setelah melalui beberapa putaran komunikasi dan usaha, saran hukuman untuk kasus ini secara bertahap diturunkan dari "setidaknya tujuh atau delapan tahun" hingga akhirnya mencapai "hukuman penjara dua tahun, masa percobaan tiga tahun" yang merupakan hasil yang memuaskan. Dalam proses ini, setiap langkah penyesuaian, setiap kali persuasi, dan setiap pengendalian ritme komunikasi dilakukan sesuai dengan rencana yang matang dan maju dengan stabil.

Sebagai pengacara pidana, yang kita hadapi bukanlah "tuduhan" yang abstrak, melainkan individu-individu yang konkret. Di balik setiap orang, ada satu atau bahkan beberapa keluarga. Seringkali, pengacara tidak hanya membela seseorang yang dituduh, tetapi juga menyelamatkan sebuah keluarga yang sudah hampir hancur. Mungkin inilah salah satu makna keberadaan pembelaan pidana.