Inovasi teknologi Web3 akan membentuk kembali hubungan antara konsumen dan platform

Inti dari teknologi Web3 adalah mendefinisikan kembali kepemilikan dan kontrol aset. Di era Web2 saat ini, setiap tindakan pengguna di internet menghasilkan aset data yang berharga, tetapi aset tersebut sering kali dikuasai dan dimonetisasi oleh platform. Misalnya, di media sosial, konten yang dibuat oleh pengguna dan hubungan sosial yang dibangun adalah aset yang berharga, tetapi pengguna tidak menyadari hal ini dan tidak dapat mendapatkan manfaat dari situ.

Teknologi Web3 bertujuan untuk mengubah keadaan ini, memungkinkan pengguna untuk benar-benar memiliki dan mengontrol aset yang mereka ciptakan. Ini berarti pengguna dapat memutuskan bagaimana menggunakan aset ini, dengan siapa mereka berbagi, dan bagaimana mentransfer kepemilikan. Ini akan secara fundamental mengurangi ketergantungan pada perantara dan platform, serta mendistribusikan kembali kekuasaan.

Kontrak pintar memainkan peran kunci dalam proses ini. Mereka adalah kode yang netral, transparan, dan tidak dapat diubah, yang dapat mengeksekusi distribusi dan transfer kepemilikan aset, tanpa perlu bergantung pada lembaga terpusat yang mungkin menyalahgunakan kekuasaan. Ini membangun dasar untuk menciptakan ekosistem internet yang lebih adil dan transparan.

Saat ini, banyak industri menghadapi masalah pengambilan keuntungan yang berlebihan oleh perantara, mulai dari platform media sosial hingga transaksi real estat, hingga manajemen rantai pasokan. Teknologi Web3 memiliki potensi untuk mengalirkan nilai langsung kepada pencipta dan konsumen dengan menghilangkan perantara yang tidak perlu.

Namun, untuk mewujudkan visi Web3, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Pertama adalah bagaimana menyampaikan nilai desentralisasi kepada pengguna biasa. Sebagian besar orang tidak memahami sifat terpusat dari internet yang ada dan dampaknya. Oleh karena itu, fokus harus diberikan pada penyediaan pengalaman produk yang nyata, sehingga pengguna dapat merasakan manfaat yang dibawa oleh desentralisasi.

Kedua adalah masalah kepercayaan. Dalam era di mana orang memiliki sikap skeptis terhadap berbagai lembaga, kode kontrak pintar yang transparan dan dapat diandalkan dapat menjadi dasar kepercayaan yang baru. Ini akan mengubah secara drastis cara orang berinteraksi dengan layanan internet.

Bagi pengembang, kunci utamanya adalah fokus pada bagaimana memanfaatkan teknologi Web3 untuk menyelesaikan masalah nyata, bukan terlalu memperhatikan kompleksitas teknologinya itu sendiri. Mereka perlu memikirkan bagaimana menjalin hubungan langsung dengan pengguna, bagaimana menarik dan mempertahankan pengguna, serta bagaimana menciptakan nilai dalam lingkungan yang terdesentralisasi.

Akhirnya, meningkatkan pengalaman pengguna tentu saja penting, tetapi tidak bisa hanya berhenti pada permukaan. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi Web3 untuk membangun produk yang dapat menyelesaikan masalah nyata pengguna, bukan sekadar meniru fungsi produk Web2. Ini memerlukan pengembang untuk memahami kebutuhan pengguna secara mendalam dan memikirkan kembali bagaimana mengoordinasikan kepentingan berbagai pihak dalam lingkungan terdesentralisasi.

Secara keseluruhan, teknologi Web3 memberikan peluang untuk membentuk kembali ekosistem internet, tetapi untuk memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan upaya bersama dari para pengembang, pengguna, dan seluruh industri untuk menjelajahi model bisnis dan cara interaksi baru.