Kehidupan Do Kwon: Dari Jenius ke Pelarian

Do Kwon pernah menjadi sosok bintang dalam industri kripto, mendirikan ekosistem Terra yang bernilai 40 miliar USD. Namun dalam waktu singkat, kerajaan bisnisnya runtuh, dan ia sendiri menjadi pelarian. Jejak hidup pemuda berusia 31 tahun ini dipenuhi dengan pasang surut yang dramatis.

Jenius Muda

Do Kwon lahir di Korea Selatan pada tahun 1991 dan sejak kecil menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia bersekolah di SMA DaeWon Foreign Language, yang merupakan salah satu sekolah terbaik di Seoul, dan tidak hanya berprestasi akademis tetapi juga menguasai banyak bahasa asing. Saat di SMA, Do Kwon diterima di Universitas Stanford melalui program kepemimpinan global dan memulai studi di bidang komputer.

Di Universitas Stanford, Do Kwon tidak hanya memiliki pengetahuan yang mendalam, tetapi juga terpengaruh oleh suasana kewirausahaan di Silicon Valley, menanamkan benih untuk mengubah dunia dalam dirinya. Setelah lulus dari universitas pada bulan Juni 2015, ia bekerja singkat di Apple dan Microsoft. Namun, Do Kwon tidak puas hanya menjadi karyawan biasa, dan segera memutuskan untuk kembali ke negaranya untuk memulai usaha.

Awal Munculnya Keterampilan

Setelah kembali ke Korea, Do Kwon yang berusia 24 tahun mendirikan perusahaan Anyfi, mengembangkan perangkat lunak yang dapat membagikan bandwidth Wi-Fi. Ide ini mendapat pengakuan dari pemerintah dan investor, mengumpulkan dana sebesar 1 juta dolar.

Selama menjalankan Anyfi, Do Kwon terpapar dengan teknologi blockchain dan mengembangkan minat yang mendalam terhadapnya. Dia mulai mempelajari Bitcoin dan Ethereum, dan muncul gagasan untuk menciptakan cryptocurrency yang benar-benar dapat digunakan untuk pembayaran.

Pada tahun 2018, Do Kwon bertemu dengan pengusaha sukses Daniel Shin. Keduanya langsung cocok dan bersama-sama mendirikan perusahaan Terraform Labs, mengembangkan ekosistem Terra. Visi mereka adalah menciptakan platform pembayaran blockchain yang bisa bersaing dengan Alipay.

Puncak Gemilang

Proyek Terra dengan cepat menarik perhatian lembaga investasi terkenal seperti Binance, mengumpulkan dana sebesar 32 juta dolar AS pada putaran pendanaan pertama. Selanjutnya, beberapa perusahaan e-commerce juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan Terra.

Pasar kripto mengalami bull market pada tahun 2021, Terra mengalami pertumbuhan yang eksplosif. Token asli LUNA sempat menembus harga 100 dolar, dengan kapitalisasi pasar melebihi 40 miliar dolar. Terra menjadi blockchain publik terbesar kedua setelah Ethereum. Do Kwon yang berusia 28 tahun juga dinobatkan oleh Forbes sebagai salah satu dari 30 under 30 elit, dengan kekayaan yang diperkirakan melebihi 1 miliar dolar.

Do Kwon sangat percaya diri terhadap stablecoin algoritmik yang dirancangnya dan secara terbuka menyatakan bahwa Luna akan menjadi "mata uang terdesentralisasi terbesar di era cryptocurrency". Ia bahkan mengejek para skeptis sebagai "orang miskin" dan "kecoa". Namun, sikap sombong ini juga menanamkan risiko untuk keruntuhan di masa depan.

Berbalik dengan cepat

Pada Mei 2022, seiring dengan penurunan harga Bitcoin, ekosistem Terra diserang oleh short selling. UST terputus dari dolar AS, memicu gelombang penarikan. Do Kwon berusaha untuk menstabilkan situasi dengan mencetak lebih banyak Luna, tetapi justru memperburuk siklus negatif. Dalam waktu 48 jam, Luna dan UST hampir nilainya menjadi nol, dengan 40 miliar dolar AS nilai pasar menguap.

Kejatuhan Terra membawa dampak besar bagi seluruh pasar kripto, banyak investor mengalami kerugian besar. Beberapa kehilangan seluruh tabungan mereka, bahkan ada yang memilih untuk bunuh diri. Do Kwon, yang dulunya dihormati sebagai seorang jenius, tiba-tiba menjadi sasaran kemarahan orang banyak.

Jalan Pelarian

Dengan runtuhnya Terra, Do Kwon menghadapi tuduhan dan pengejaran dari berbagai pihak. Jaksa Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dengan alasan diduga melanggar "Undang-Undang Pasar Modal" dan meminta Interpol untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan merah.

Do Kwon membantah dirinya bersalah, mengklaim bahwa tuduhan tersebut bermotif politik. Dia menyatakan tidak melarikan diri dan bersedia untuk bekerja sama dengan penyidikan. Namun, pada kenyataannya, Do Kwon telah meninggalkan Singapura dan dilaporkan terbang dari Dubai ke lokasi yang tidak diketahui.

Dulu seorang jenius muda, kini menjadi buronan internasional. Jalur hidup Do Kwon bagaikan sebuah drama absurd yang megah dan kejam. Apakah pemuda berusia 31 tahun ini masih bisa bangkit kembali, tetap menjadi tanda tanya. Namun, runtuhnya Terra tak diragukan lagi telah membangunkan seluruh industri kripto dan menunjukkan risiko besar yang tersembunyi di balik inovasi teknologi.